Senin, 30 September 2013

Kriteria penerima manfaat PKSA

Sasaran  PKSA  diprioritaskan  kepada  anak-anak  yang  memiliki kehidupan  yang  tidak  layak  secara  kemanusiaan  dan  memiliki kriteria  masalah  sosial  seperti  kemiskinan,  ketelantaran, kecacatan,  keterpencilan,  ketunaan  sosial  dan  penyimpangan perilaku,  korban  bencana,  dan/atau  korban  tindak    kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
Sasaran penerima manfaat dibagi dalam 6 (enam) kelompok, me-
liputi:
1.    Anak balita/ usia dini yang terlantar/ tanpa asuhan yang layak :
  • Anak yang berasal dari keluarga sangat miskin / miskin
  • Anak yang kehilangan hak asuh dari orangtua/ keluarga,
  • Anak  yang mengalami  perakuan  salah  dan diterlantarkan oleh orang tua/ keluarga
  • Anak  yang  di  eksploitasi  secara  ekonomi  seperti  anak balita yang di salahgunakan orang  tua menjadi pengemis di jalanan.
  • Anak yang menderita gizi buruk atau kurang, 
2.    Anak terlantar/ tanpa asuhan yang layak, meliputi:
  •  Anak yang mengalami perlakuan salah dan diterlantarkan oleh orang tua/ keluarga, atau 
  •  Anak kehilangan hak asuh dari orang tua/ keluarga. 
3.    Anak terpaksa bekerja di jalanan, meliputi:
  • Anak yang rentan bekerja di jalanan; 
  • Anak yang bekerja di jalanan; 
  • Anak yang bekerja dan hidup di jalanan.
4.    Anak berhadapan dengan hukum, meliputi:
  •  Anak diindikasikan melakukan pelanggaran hukum;
  •  Anak yang mengikuti proses peradilan;
  •  Anak yang berstatus diversi;
  •  Anak yang telah menjalani masa hukuman pidana; 
  •  Anak yang menjadi korban perbuatan pelanggaran hukum;
  •  Anak yang berperilaku nakal.
5.    Anak dengan kecacatan, dengan kategori :
  • Mampu didik dan mampu latih
  • Cacat ringan dan sedang, meliputi :
    • Anak dengan kecacatan fisik;
    • Anak dengan kecacatan mental
    • Anak dengan cacat fisik dan mental
  • Cacat berat yang belum diakses Program Jaminan Sosial orang dengan kecacatan
6.    Anak  yang  memerlukan  perlindungan  khusus  lainnya  ,  meliputi:
  • Anak dalam situasi darurat dan berada dalam  lingkungan yang buruk/ diskriminasi; 
  • Anak korban perdagangan manusia;
  • Anak  korban  kekerasan,  baik  fisik  dan/atau  mental  dan seksual;
  • Anak korban eksploitasi ekonomi atau seksual;
  • Anak    dari  kelompok  minoritas  dan  terisolasi,  serta  dari komunitas adat terpencil; 
  • Anak  yang  menjadi  korban  penyalahgunaaan  narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA),
  • Anak yang terinfeksi HIV/AIDS. 
Kategori  sasaran  dimaksud  untuk  memberikan  kesempatan akses  yang  lebih  luas  bagi  anak  yang  mengalami  masalah sosial  dan  menghindari  terjadinya  tumpang  tindih  sasaran.
Dalam  prakteknya  terdapat  anak  yang  mengalami  masalah ganda, misalnya anak jalanan yang menjadi korban penyalah-gunaan  NAPZA.  Untuk  masalah  seperti  ini,  pendamping bersama  LKSA melakukan  klasifikasi masalah  anak  didasar-kan pada beberapa hal :
a.    Bobot masalah yang dialami anak
b.    Kedekatan  akses  anak  terhadap  layanan  kesejahteraan sosial 
c.    Kedekatan akses anak terhadap LKSA yang mendampingi Dalam  keadaan  populasi  anak  yang  membutuhkan  lebih
banyak  daripada  jumlah  sasaran  PKSA  yang  tersedia,
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Melakukan asesmen masalah secara mendalam 
b.    Melakukan  seleksi  berdasarkan  bobot  masalah  yang di-prioritaskan.  Semakin  beratnya  masalahnya,  semakin miskin  kondisinya  dan  semakin membutuhkan pertolongan/bantuan  segera, semakin diprioritaskan menjadi sasaran utama.
c.    Melakukan  musyawarah  antar  orang  tua/keluarga  dan komunitas setempat, termasuk meminta pertimbangan dari tokoh masyarakat, RT/ RW dan aparat setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar