PUISI


Riuh rendah suara gelak tawa
Mengisi udara dengan nafas ceria
Dua pasang mata bocah menatap dunia
Khayalkan seuntai hari depannya
Hari Berganti...waktu berlalu
TIada kata...tiada sapa...hampa menjelma
Sobat...apa yang telah hilang diantara kita
Dimana kebersamaan yang dulu pernah ada
Dimana lagi masa itu?
Aku sakit sobat
Sakit yang benar-benar
Duniaku kini mulai samar
Semakin menggelap setiap detiknya
Hingga aku terlupa apa arti senyuman
Tapi alunan indah musikmu...kemudian menutup lembaran hitamku
Hilangkan semua kabut kelam yang menyelimutiku
Karenamu aku paham kembali arti indah
Aku kembali berani bermimpi
Aku merasa hidup
Walaupun aku tahu malaikat Tuhan semakin dekat menjemputku
Semangat tabuhanmu
Seakan memukul geloraku
Memaksaku untuk membuka mata di setiap pagi
Walaupun aku harus selalu merasakan sakit yang teramat sangat
Tetapi petikan gitarmu bagaikan mata air bagi harapanku
Jernih dan bening
Tulus dan jujur
Seperti takkan sanggup berdusta
Lalu dengarlah bisikan nyanyimu
Yang mengalun indah di celah angkasaku
Yang selamanya bercerita
Aku lah bayang mentari yang diharapnya
Kini hanya segenap asa dan sebaris doa kumohon kepadaNya
Tuk wujudkan semua impianku
Yang dulu pernah tertunda...dan mungkin kini tak kan pernah bisa terwujud
Tapi aku bahagia
Karena aku tahu
Akan selalu ada alunanmu di hari-hariku
Aku sadar waktuku bersama dunia tidak akan lama
Tuhan sudah menyiapkan tempat tidur dan kamar baru untuk hidupku bersamaNya
Dua tahunku yang sakit dan selalu ditemani alunanmu
Adalah sebuah harapan yang selalu membuatku hidup
Walaupun ragaku sedikit demi sedikit mati di setiap detiknya
Aku akan bercerita pada Tuhan
Bagaimana kau indah bernyanyi untukku melalui petikan indah gitarmu
Aku akan senyum bersama Tuhan
Dan mengajak setiap temanku disana untuk merasakan nyanyianmu
Aku akan meminta kepada Tuhan
Untuk selalu bersamamu
Selalu menghadiahkan yang terbaik untukmu
Karena telah memberikan nafas untukku di setiap hari penantianku
Tuhan akan mendengarku
Karena kini aku bersamaNya
Dekat sekali
Aku selalu berteriak dalam diam lagumu
Selalu kunyanyikan untuk malaikat kematian
Yang menanti di sisi tempat tidurku setiap malam
"Jangan tanyakan..."
"Padaku tentang semua..."
"Hidupku ku bertanya..."
"Padamu mungkinkah kau..."
"Biarkan diriku..."
"Terserah mauku..."
"Tinggalkan diriku..."
"Ku minta kau diam..."
"Ini lah diriku..."
"Ini duniaku..."
"Why don't you just shut the fuck up"
Aku berteriak pada malaikatku
Untuk diam dan berhenti mengantarkan mimpi kematian padaku
"Tentang dirimu dan diriku..."
"Sampai aku mati"
Terima kasih manusia-manusia pintarku
Terima kasih manusia-manusia inspirasiku
Terima kasih Garasiku
Kalian nafas ikhlas di setiap rasa sakitku
Kalian mimpi hidup di setiap ingin matiku
Kalian harapan di setiap putus asaku
Terima kasih
Aku kini bersama Tuhan
Tetaplah menjadi mimpi hidup untuk orang-orang sepertiku
Ternyata memang hanya tentang diriku dan dirimu
Sampai aku mati
Seperti lagumu yang selalu bernyanyi untukku
Sampai aku mati
(Tiara, 10 Maret 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar